Semua dari kita mengetahui bahwa ada ribuan bahasa di seluruh dunia. Bahasa-bahasa tersebut berbeda dan membawa latar belakang budaya mereka masing-masing. Bahkan di negara kita tercinta, ragam bahasa Nusantara mewarnai Indonesia. Ada banyak bahasa yang digunakan dan mewakili setiap peradaban. Bahasa digunakan manusia sebagai alat komunikasi, baik lisan maupun tulisan yang memiliki tujuan sama, yakni untuk saling berinteraksi dan saling memahami satu sama lain. Mulai dari bahasa yang memiliki penutur terbanyak di dunia, bahasa Mandarin, atau bahasa yang digunakan dalam banyak urusan dunia, seperti bahasa Inggris, dan lain sebagainya. Namun, bahasa-bahasa tersebut tidak bertindak universal atau hanya digunakan di daerah-daerah tertentu saja. Lantas, adakah bahasa universal? Bahasa yang sama digunakan di seluruh belahan dunia? Ya, matematika.
Matematika bukanlah topik pelajaran yang kaku tanpa seni. Matematika adalah seni menghitung, seni merangkai bilangan, dan matematika juga dapat dikatakan sebagai seni dalam berbahasa.
Matematika adalah satu-satunya bahasa yang dimiliki oleh semua peradaban tanpa memandang budaya, agama, atau pun jenis kelamin. 2+2 akan selalu sama dengan empat, Pi akan selalu bernilai 3,14 tidak peduli di negara manapun Anda berada. Konsep-konsep matematika secara universal dimengerti oleh manusia bahkan sudah terdapat dalam pikiran setiap manusia. Konsep matematika demikian tertuang dalam simbol yang dipelajari dan diekspresikan sesuai kaidah pembelajaran matematika. Jika orang menyebut satu dalam bahasa Indonesia maka akan memiliki arti yang sama dengan one dalam bahasa Inggris. Meski disebutkan dalam bahasa yang berbeda, namun hanya ada satu simbol untuk satu, yaitu “1”. Dan kecil kemungkinannya terjadi salah presepsi atas simbol “1” karena semua memahaminya dalam hal yang sama meski menggunakan bahasa berbeda.
Tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah bahasa yang telah digunakan sepanjang sejarah peradaban. Setiap kelompok masyarakat telah merancang bahasa mereka sendiri dan mengembangkan budaya mereka sendiri. Namun matematika sebagai bahasa yang membuat setiap peradaban ini sama. Di setiap budaya, kami menggunakan prinsip-prinsip matematika untuk membantu dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bisnis hingga politik dan prinsip-prinsip ini tidak pernah berubah tidak peduli dimanapun Anda berada. Jika Anda mengukur sebuah dinding yang panjangnya 100 meter, ukurannya akan tetap sama dengan Anda mengukurnya menggunakan satuan 328 kaki. Satuan pengukuran hanyalah sebuah sistem, namun kembali lagi pada prinsip matematika keduanya tetaplah sama.
Berkat matematika, kami telah mencapai banyak hal sebagai spesies, baik dari memahami struktur molekul hingga cara membuat kue. Bahasa matematika hadir di seluruh bagian dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa matematika (bahasa angka) yang menggabungkan kita sebagai manusia, bukan hanya untuk para ahli matematika. Bahasa matematika menjadi jembatan untuk mempelajari disiplin ilmu lainnya. Tak ada satupun ilmu dalam dunia ini yang tidak menggunakan matematika sebagai bahasa untuk membuka cakrawala pengetahuan keilmuwan. Alam semesta pun diciptakan dengan segala sesuatu yang bersifat matematis, penuh dengan keteraturan keseimbangan harmoni, dan dapat dijelaskan menggunakan bahasa matematika.
Mempelajari matematika sama halnya dengan mempelajari kehidupan ini. Hingga mencapai titik “tak terhingga” untuk menghentikan langkah mengupas matematika. Logika matematika dapat menjelaskan hampir keseluruhan konsep dalam segala aspek. Matematika sebagai bahasa yang utuh dan universal, yang dapat digunakan sama oleh seluruh belahan dunia.
Baca artikel menarik lainnya disini.
Salam baca Brainy!