Bahasa lebih dari sekedar kumpulan kata-kata untuk membantu (atau mungkin menghalangi) komunikasi antar orang-orang di dunia. Ada banyak sekali sejarah dan budaya yang harus diukir di sana jika Anda melihat lebih dekat pada persamaan dan perbedaan di antara keduanya. Dan seringkali kisah sejarah yang paling menarik diceritakan oleh bahasa-bahasa yang tampaknya berbagi ruang linguistik yang sama padahal sedang saling bergesekan. Itulah yang terjadi bahasa Indonesia dan Malaysia yang keduanya adalah bahasa Melayu, tetapi jelas jauh berbeda. Dan tentunya ini akibat dari permainan acak proses sejarah yang panjang.
Perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dimulai dari namanya. Keduanya disebut Bahasa, tapi hati-hati, dari hal yang sederhana saja Bahasa Malaysia diklaim oleh orang Malaysia dan Bahasa Indonesia diklaim oleh orang Indonesia. Tetapi bagi orang Malaysia, keduanya adalah sungai linguistik yang sama, hanya mengalir di tepian yang berbeda. Sedangkan, bagi orang Indonesia sungai itu terbelah bertahun-tahun lalu.
Sebagian besar kata dalam Bahasa Malaysia ditemukan dalam Bahasa Indonesia, tetapi tidak untuk sebaliknya. Saat ini, banyak orang Indonesia tampak bangga dengan cara bahasa mereka terus dipadukan dengan kata-kata baru, sementara orang Malaysia bangga mempertahankan kemurnian bahasa Melayu ‘mereka’.
Baca artikel khusus kami tentang negara yang memiliki kosakata mirip bahasa Indonesia. Sudah pastikah bahasa Malaysia termasuk diantaranya?
Tahukah Anda bahwa bahasa Melayu kedua negara tersebut berasal dari sumber yang sama? Ya, bahasa Austronesia yang dipengaruhi Sanskerta dari Sumatera. Dan keduanya berbagi sumber yang sama dari kata-kata Persia dan Arab. Diperkenalkan ketika dunia Muslim datang melalui jalur perdagangan 700 tahun yang lalu. Kepribadian linguistic dari kedua bahasa tersebut nampaknya hadir karena perbedaan kekaisaran.
Bagian dunia ini terletak pada jalur laut antara Timur dan Barat. Dan negara-negara perdagangan yang sangat kompetitif seperti Portugal, Inggris dan Belanda tidak ingin membuang waktu untuk membuat cap mereka di daerah itu. Akhirnya, Inggris mengklaim Melayu Semenanjung dan bagian tengah Borneo adalah Malaysia. Dan Belanda menguasai Kalimantan, Jawa dan Sumatra yang akan menajdi calon Indonesia. Tampaknya, reaksi orang-orang yang berbahasa Melayu terhadap penguasa kolonial inilah yang menaburkan perpecahan linguistik saat ini.
Di berbagai pulau di Indonesia, bahasa Indonesia menyerap lebih banyak kata Belanda ke dalam campuran bahasa-bahasa daerah yang telah melekat, ini sebagai tambahan yang menarik untuk bahasa Indonesia yang mudah beradaptasi. Tetapi di negara bagian Semenanjung Malaya yang lebih homogen, menjaga kemurnian bahasa Melayu adalah nilai kebanggaan budaya. Pandangan yang berbeda ini telah menyebabkan situasi yang aneh di mana Bahasa Indonesia telah menggunakan lebih banyak kata dalam bahasa Inggris akhir-akhir ini daripada Bahasa Malaysia, meskipun Malaysia selama bertahun-tahun diperintah oleh administrator yang berbahasa Inggris.
Secara garis besar perbedaan dari bahasa yang digunakan di Indonesia dan Malaysia ini adalah latar belakang penjajahan asing yang mana bahasa Indonesia lebih menyerap bahasa Belanda sedangkan bahasa Malaysia lebih menyerap bahasa Inggris, dari segi perlakuan, kedua bahasa tersebut diperlakukan sesuai dengan kebijakan kebahasaan di negara masing-masing dan dari segi penyerapan kata di negara masing-masing, bahasa Indonesia yang didasarkan dari bahasa Melayu berdialek Riau menyerap pula bahasa-bahasa daerah di Indonesia seperti bahasa Jawa, dll.
Selama paruh terakhir abad ke-20, beberapa upaya dilakukan untuk mendekatkan kedua bahasa tersebut. Namun, masih ada beberapa perbedaan ejaan dan pengucapan antara kedua bahasa ini. Terdapat banyak kata yang berbeda untuk hal yang sama – basikal dalam bahasa Malaysia dan sepeda untuk sepeda dalam bahasa Indonesia, farmasi dalam bahasa Malaysia dan apotek untuk apotek dalam bahasa Indonesia. Yang lebih mengkhawatirkan ketika dua kata yang sama tetapi memiliki makna yang jauh berbeda. Berbual digunakan untuk mengobrol bagi orang Malaysia, tetapi berbohong untuk orang Indonesia. Tentu ini bisa menjadi mimpi buruk bagi para penerjemah. Baca artikel menarik lainnya disini.
Salam baca Brainy!