Apakah Anda menyukai perkedel? Apakah benar perkedel sebenarnya singkatan dari persatuan kentang dan telur?
Ya, tentu pernyataan di atas itu salah. Perkedel –bukan pergedel- merupakan bahasa serapan dari Belanda frikandel. Gejala bahasa semacam itu disebut keratabasa, perihal menerangkan arti kata dengan memperlakukannya sebagai singkatan. Mungkin saja, tujuan awalnya adalah agar kata atau istilah tersebut lebih mudah dimengerti, dipahami, dan diingat karena seringkali keratabasa ini digunakan untuk lelucon. Dalam bahasa Jawa, keratabasa disebut juga dengan jarwa-dhosok yang berarti penjabaran/keterangan (jarwa) yang diisngkat (dhosok), sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan backronym.
Lantas keratabasa apa favorit Anda? Berikut beberapa diantaranya.
Guru (digugu lan dititru)
Digugu lan ditiru berarti dipercaya dan dapat dijadikan panutan. Makna tersebut menggambarkan seorang guru yang kurang tepat jika hanya didefinisikan sebagai seorang pengajar, melainkan juga seorang pendidik. Sesuai dengan pandangan hidup Ki Hajar Dewantara yang dijadikan semboyan pendidikan ‘ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani‘ yang artinya adalah di depan menjadi teladan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang mendukung. Itu mengapa tugas guru tidaklah mudah, guru juga memiliki peran penting dalam penentu kemajuan suatu bangsa.
Kendhi (kendhalining budi)
Kendhalining budi berarti kendali atas hati dan pikiran manusia. Dalam KBBI, kendhi adalah tempat air bercerat (dibuat dari tanah). Dari kendhi ini orang jawa menitipkan pesan bahwa, air yang dimasukkan kendhi adalah air bersih, keluarnya juga air suci dan bisa mensucikan. Demikian juga dengan manusia, apabila yang ia terima dan dengar adalah hal-hal baik, maka apa yang akan dilakukan dan ucapkan adalah sesuatu yang juga baik. Itu mengapa pada jaman dahulu kendhi dimanfaatkan selain sebagai tempat minum juga sebagai tempat berwudhu.
Kerikil (keri nang sikil)
Keri nang sikil berarti geli di kaki. Kerikil adalah batu-batu kecil. Orang jawa sering mengaitkan dengan laku urip atau sebuah perjalanan hidup yang kerap kali orang terjatuh bukan karena gunung yang tinggi, justru karena batu kecil di jalanan. Masalah-masalah kecil jika tidak segera diselesaikan atau kita meremehkannya, maka bisa menjadi petaka besar dikemudian. Menariknya, orang Jawa yang seringkali menyiratkan pesan-pesan moral ke hal-hal yang sederhana di sekitar kita.
Dalang (ngudhal piwulang)
Ngudal piwulang berarti membeberkan ajaran/pengetahuan. Dalang adalah orang yang mempunyai keahlian khusus memainkan wayang. Menjadi seorang dalang modal utamanya adalah pengetahuan, kemantapan hati-pikiran, keterampilan, dan tentu perilaku yang baik. Dalang adalah seorang pemimpin dalam pertujukannya, memberikan pencerahan kepada penontonnya, untuk ituseorang dalang harus memiliki bekal keilmuan yang cukup layak untuk dipertunjukkan nantinya.
Begitulah uniknya orang jawa mengotak atik sebuah kata sehingga memiliki makna ganda yang tersirat pesan-pesan moral. Dapatkah Anda mencari keratabasa lainnya? Tulis dalam komentar dan bagikan untuk pembaca lainnya.
Jika Anda mencintai dunia linguistik, akan lebih banyak keunikan dan keistimewan lainnya yang dapat Anda temukan di sekitar kata atau bahasa yang sering kita gunakan. Dunia linguistik akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, tentu ini adalah hal yang cukup menarik untuk ditekuni. Belajar bahasa akan menarik kita ke keberagaman budaya dan sejarah, tentunya. Baca artikel menarik lainnya disini !
Salam baca Brainy !