081-359-358-604 [email protected]

Di era serba digital saat ini, penerjemahan bukan lagi hal yang sulit. Dengan berjamurnya mesin penerjemah, sedikit banyak membantu proses terjemahan. Lantas apakah itu sudah cukup? Mengingat keterbatasan mesin penerjemah untuk menerjemahkan beberapa teks BSu yang kompleks, peran penerjemah cukup besar untuk mengatasinya.

Baca selengkapnya untuk artikel terkait “Perlukah Penerjemah di Era teknologi Saat Ini”.

Salah satu pelik yang dihadapi seorang penerjemah adalah menerjemahkan ketakterjemahan. Ketakterjemahan atau dalam bahasa Inggris Untranslatability merupakan keadaan saat suatu kata atau istilah dalam BSu tidak memiliki padanan kata yang sama dalam Bsa. Kata atau istilah yang tidak mampu diterjemahkan demikian juga disebut dengan lacuna atau lexical gap (kekosongan).

Terdapat dua faktor ketakterjemahan, yakni ketakterjemahan bahasa dan ketakterjemahan budaya. Dalam ketakterjemahan bahasa, hal yang tidak bisa diterjemahkan berfokus pada faktor kebahasaan (linguistic untranslatability), termasuk mencakup masalah grammatical. Contohnya dalam kalimat I have the books atau she goes to school everyday, akhiran -s/ -es yang melekat pada kata benda book dan kata kerta go tidak bisa diterjemahkan dalam BSa karena aturan tata bahasa seperti itu hanya ada dalam bahasa Inggris sebagai penanda orang ketiga tunggal dan jamak. Sementara, ketakterjemahan budaya terjadi karena tidak adanya padanan dalam mengungkapkan budaya yang terdapat dalam Bsu ke dalam BSa. Masyarakat Inggris mengenal kebiasaan makan yang terdiri dari 4 jenis bersantap, yaitu breakfast, lunch, dinner, dan supper, sementara di Indonesia hanya mengenal 3 jenis yang meliputi, sarapan (breakfast), makan siang (lunch), dan makan malam (dinner). Lantas, bagaimana istilah supper seharusnya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia? Sejauh ini belum ditemukan padanan yang pas untuk istilah tersebut.

Tidak hanya dalam terjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, permasalahan ketakterjemahan ini juga terjadi untuk bahasa-bahasa lain di dunia. Fenomena ini terjadi karena:

  • Tiap bahasa mempunyai kodratnya masing-maisng dalam hal pembentukan kata, kalimat, dan sebagainya
  • Tiap bahasa kental akan budaya yang menjadi sorotan untuk wilayahnya maisng-masing
  • Tiap bahasa memiliki variasi-variasi bahasa
  • Tiap bahasa mampu mengungkap sistem perlambangan apapun dengan caranya sendiri.

Kata schandenfreude merupakan contoh kata dalam bahasa Jerman yang menggambarkan suasana hati seseorang yang gembira melihat penderitaan orang lain, dan tidak memiliki padanan yang sesuai untuk menyatakan perasaan yang sama dalam bahasa Inggris. Bahasa Ceko menyebut “vbyafnount” untuk menggambarkan tindakan melompat keluar untuk menakut-nakuti seseorang, kata ini tidak memiliki padanan yang sesuai dalam bahasa Inggris, janda merupakan istilah istri ditinggal suaminya, duda merupakan kondisi seorang suami yang ditinggal istrinya, dan yatim piatu merupakan situasi anak ditinggal ayah ibunya. Lantas istilah apa yang dapat menggambarkan kondisi orang tua yang ditinggalkan anaknya? 

Jika Anda sedang menggaruk kepala untuk mengingat sesuatu, orang Hawai menyebutnya dengan sederhana dalam “pana po’o”. Atau mungkin keadaan seseorang yang menggigil kedinginan hingga giginya bergemeletuk, orang Persia menyebutnya dengan “zhaghzhagh”. Dan orang Jerman yang memilih satu kata “kummerspeck” untuk mengilustrasikan seseorang yang bertambah berat badannya karena makan secara berlebihan terbawa emosi. Mudah bagi Anda untuk menemukan banyak lainnya.

Ketakterjemahan sangat mungkin terjadi karena setiap budaya memiliki pemahaman budaya yang berbeda dan sebaliknya. Pada akhirnya kata tersebut dapat diterjemahkan dengan beberapa langkah yaitu menerjemahkan pengertiannya atau ekspresinya, atau mengganti kata-kata tersebut dengan kata yang serupa atau mirip dalam budaya bahasa sasaran, dan mungkin terakhir Anda tetap dapat mengambil kata itu dan menambahkan catatan kaki.

Mengingat peliknya menerjemahkan ketakterjemahan yang berkaitan dengan aspek budaya dan mengandung kompleksitas yang tinggi serta amat spesifik, penerjemah dituntut memiliki pemahaman, kesadaran, dan kecermatan yang tinggi terhadap seluk beluk budaya pada kedua masyarakat dalam proses penerjemahan. Oleh karena itu, kualitas terjemahan sedikit banyak akan bergantung dari proses yang dilakukan seorang penerjemah.

Untuk mendapatkan yang terbaik dari ini, Brainy Translation merupakan jasa penerjemah yang siap mengatasi masalah ketakterjemahan bersama para penerjemah professional disini. Hubungi kami sekarang dan lihat yang terbaik dari kami untuk Anda.

Baca artikel menarik lainnya disini.

Salam Brainy!

WhatsApp Order, Hub Kami 081359358604 (24 Hour)