Sarkasme termasuk dalam majas atau kiasan yang ditujukan untuk mengekspresikan kemarahan, menyindir, atau menyinggung seseorang dan atau suatu hal. Perbedaan dalam majas satu ini terletak pada penekanan atau perubahan suara yang sangat bergantung pada konteksnya. Sarkasme berupa sindiran yang menggunakan kata berkebalikan dari aslinya, atau yang biasa disebut dengan ironi. Berasal dari kata Yunani, sarkasme atau “sarkasmos” ini memiliki arti mencabik.
Memahami sarkasme, terbagi dua sudut pandang dalam masyarakat modern; beberapa menganggapnya sebatas humor dan menerapkannya dalam obrolan sehari-hari, tapi beberapa lainnya menganggapnya terlalu keterlaluan dan menyakitkan.
Studi terbaru dalam neuropsikologi oleh para peneliti dari University of California, San Francisco, telah menunjukkan bahwa kemampuan untuk memahami sarkasme adalah hal yang alami bagi manusia dan diperoleh selama proses evolusi. Hal itu dibuktikan dengan bentuk bagian dari komunikasi sosial, orang secara tidak sadar terus melacak semua interaksi interpersonal mereka, baik positif maupun negatif. Misalnya, seseorang akan segera mengingat bantuan yang diberikan dan tindakan kebaikan, sama seperti penghinaan atau perilaku yang tidak pantas.
Menariknya, sarkasme dapat diterapkan dalam situasi apa pun. Terkadang sarkasme digunakan sebagai ironi bersahabat, tetapi di sisi lain, itu adalah ekspresi verbal dari permusuhan dan penghinaan, yang ditujukan untuk mengejek dengan cara yang kasar. Temukan contohnya disini.
Memahami dengan baik maksud sarkasme adalah hal yang sulit untuk beberapa orang. Dilansir dari hasil penelitian para ahli, lemahnya kepekaan terhadap sarkasme diakibatkan oleh rusaknya gyrus parahippocampal yang terletak di otak kana. Namun, bagaimanapun hal itu bukan menjadi satu-satunya faktor. Penelitian lain menjelaskan bahwa kemampuan memahami sarkasme dapat dimulai sejak usia 4-5 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa pemahaman akan sarkasme bukan tentang teori yang didapatkan dari pendidikan formal, itu dibentuk dari kemampuan bawaan.
Selain itu, peneliti lain mencoba menghubungkan penggunaan dan pemahaman sarkasme dengan ciri-ciri nasional. Asumsi tersebut terbilang masuk akal. Perbedaan humor setiap negara menjadikan sarkasme sebagai humor gelap yang berbeda untuk masing-masing negara. Beberapa orang mengatakan bahwa sarkasme lebih umum untuk budaya barat, tetapi penduduk Asia menambahkan bahwa sarkasme termasuk dalam budaya mereka. Setiap negara menyukai gaya humor yang berbeda. Misalnya, orang Amerika terkenal dengan lelucon praktis, warga negara Inggris menyukai humor kulit hitam, orang Jepang terpukau dengan permainan kata. Selera humor nasional sangat bergantung pada pengetahuan bersama, seperti bahasa dan idiom yang umum di negara maisng-masing. Anda tidak perlu heran akan hal itu.
Sarkasme adalah objek penelitian yang populer selama beberapa dekade terakhir. Salah satu studi melibatkan survei siswa dari perguruan tinggi Israel dan membandingkan jawaban mereka dengan jawaban dari sarjana Amerika dan Singapura. Hasilnya menunjukkan bahwa orang Amerika lebih cenderung menceritakan lelucon seks, sedangkan humor Singapura sering kali didasarkan pada serangan. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan perbedaan antara apa yang diterima dan apa yang dipuji dalam budaya tersebut.
Penelitian lain melibatkan mahasiswa Taiwan dan Jepang. Mereka ditawari kuesioner untuk mengetahui sikap mereka terhadap anekdot bahasa Inggris. Hasilnya, siswa Taiwan lebih senang memahami lelucon ini, dan menunjukkan lebih antusias dalam mencoba memahami lelucon yang tidak bisa dijelaskan. Hasil tersebut dapat dijelaskan oleh fakta bahwa Jepang secara keseluruhan memiliki budaya yang lebih konservatif.
Apresiasi sarkasme bisa berbeda di satu negara juga, dan yang lebih luar biasa, sarkasme juga bergantung pada gender. Hal ini dibuktikan dengan data yang dikumpulkan dalam penelitian yang diadakan di USA. Ternyata, hanya 35% orang Selatan yang menikmati lelucon sarkastik, dibandingkan dengan 56% orang Utara. Selain itu, pria, dari kedua wilayah lebih sarkastik daripada wanita.
Tapi jika sarkasme ada di setiap budaya dan bahasa, kenapa masih banyak orang yang belum memahaminya?
Sayangnya, mengajarkan humor, serta sarkasme itu mustahil. Poin terberat dalam sarkasme bukan terletak pada kata-katanya, melainkan cara mereka diucapkan. Yang membuatnya semakin rumit adalah tidak ada nada suara tertentu yang dapat membuat fase sarkastik. John Haiman, seorang ahli bahasa dari Macalester College di St. Paul, Minnesota, penulis “Talk is Cheap: Sarcasm, Alienation and the Evolution of Language” mendaftar lebih dari dua lusin cara berbeda bagaimana sarkasme dapat dilambangkan dalam bahasa lisan dan tulisan. Terkadang ini melibatkan peniruan tertentu, sebagian besar terkonsentrasi di sekitar mulut orang, yang biasanya menunjukkan ketidaktulusan. Ekspresi wajah di sekitar mata dan alis cenderung tidak menunjukkan sarkasme, namun orang cenderung menghindari kontak mata langsung saat mengatakan sesuatu yang sarkastik. Lebih buruk lagi, ada satu lagi metode penyampaian sarkasme, yang menyiratkan “wajah blancu” dan cara bicara yang acuh tak acuh. Dan ini bukan bagian dari substansi pendidikan formal untuk anak di sekolah.
Singkatnya, sarkasme adalah fenomena multikultural dengan cara bicara kiasan dan ada dalam bahasa apa pun. Karena perbedaan tingkat konservatisme, kehati-hatian, dan tradisi hierarkis, hal ini sedikit banyak ditoleransi di seluruh dunia. Meskipun demikian, memahami dan menggunakan sarkasme tidak terkait dengan bahasa tertentu, oleh karena itu, siapa pun yang memahaminya dalam bahasa asli, kemungkinan besar juga akan melihatnya dalam bahasa asing.
Tentu linguistik bahasa semacam sarkasme ini tidak dapat Anda pahami dalam satu malam. Terlebih jika Anda mencoba memahami gaya sarkasme terhadap bahasa asing yang Anda pelajari. Memahami sarkasme menuntut Anda untuk mengerti bagaimana gaya bahasa penutur asli dan budaya dari negara tersebut karena sedikit banyak sarkasme adalah hasil pembentukan lingkungan setempat. Akan banyak hal menarik mengenal lebih dalam keunikan dan keistimewan linguistik. Temukan bacaan pendukung lainnya disini.
Salam Brainy!
Disadur dari: www.omniglot.com