Bahasa sangatlah kompleks, sangatlah luas, dan terus berkembang. Aspek sosial, budaya, kepercayaan mengiringi pergeseran bahasa. Sederhananya, bahasa ada dua: yakni bahasa natural dan bahasa buatan. Di era televisi, bahasa yang dibuat atau diciptakan secara artifisial “conlangs” (constructed language) telah mendapatkan perhatian lebih dengan popularitas serial televisi seperti Star Trek dan Game of Thrones, dan film-film seperti Avatar. Fantasi dan fiksi ilmiah adalah transportasi yang ideal untuk para conlang. Marc Okrand, seorang ahli bahasa Amerika, menemukan Klingon untuk Star Trek. Sedangkan Paul Frommer dari University of Southern California menciptakan bahasa Na’vi untuk Avatar.

Bahasa Na’vi, Avatar

Bahasa buatan akan mudah berkembang sesuai konteks dan lingkungannya. Bahasa buatan dapat dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan yang dimaksudkan.  Misalnya, bahasa buatan yang dibuat dengan sengaja sebagai bahasa tambahan atau bahasa yang dirancang untuk membantu komunikasi di berbagai komunitas. Salah satu bahasa pembantu yang terkenal adalah Esperanto, yang dikembangkan pada tahun 1897 oleh L. L. Zamenhof. Zamenhof berharap bahwa Esperanto akan digunakan di seluruh dunia sebagai bahasa universal yang akan mendorong masyarakat yang lebih damai.

Avatar

Bahasa Na’vi adalah bahasa yang dipakai oleh orang Pandora dalam film fenomenal “Avatar” yang disutradarai oleh James Cameron. Bahasa Na’vi ini diciptakan oleh Dr. Paul Frommer, seorang profesor emeritus jurusan Clinical Management Communications di University of South Carolina. Setelah film Avatar rilis tahun 2009, bahasa Na’vi semakin berkembang. Yang awalnya hanya ada sekitar seribu kosakata, pada tahun 2014 sudah lebih dari 1.500 kosakata. Frommer mengembangkan leksikonnya ke arah yang lebih sederhana dan mudah dipelajari. Ia juga sampai menerbitkan kamus tersendiri.  Padahal awalnya, sutradara Avatar, James Cameron hanya ingin menciptakan bahasa untuk keperluan filmnya. Ia membuat daftar sekitar 30 kosakata. Lalu, Cameron mencari ahli bahasa yang bisa melengkapi dan menjadikannya sebuah bahasa baru yang utuh. Di situlah andil Frommer. Simak lengkapnya learnnavi.org!

Dari segi sistem pembentukan kata (morfologi), Na’vi cukup kompleks. Terdapat banyak awalan, sisipan dan akhiran untuk membentuk kata baru atau mengungkapkan fungsi gramatikal. Sekilas sistem ini tidak jauh dengan sistem yang berlaku di bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa daerah dimana imbuhan memegang peranan sentral dalam pembentukan kata. Namun, untuk urusan tata letak, Na’vi terkesan kurang teratur. Posisi kata sifat, bisa di depan atau di belakang kata benda. Dalam Bahasa Indonesia, kata benda menjadi jamak cukup untuk diulang, berbeda hal ketika dalam bahasa Na’vi. Na’vi memiliki empat paradigma: tunggal, dual, trial, dan jamak. Terdapat imbuhan yang disisipkan ke dalam kata benda yang membuat kata benda itu bermakna satu, dua, tiga dan banyak. Janggal memang karena sistem trial ini baru saya dengar. Kalau sistem dual ada dalam bahasa Arab, tapi trial entah dari bahasa mana.

Contoh singular-dial-trial-plural:

Nantang hahaw. → seekor viperwolf tidur.

Menantang hahaw. → dua viperwolve tidur.

Pxenantang hahaw. → tiga viperwolves tidur.

Aynantang hahaw. → banyak viperwolve tidur.

Terlebih posisi subjek, kata kerja dan objek pun tidak baku. Subjek bisa di depan, di tengah atau di belakang. Yang cukup unik adalah sistem vokalnya yang memuat bunyi /l/ dan /r/. Inilah pertama kali sebuah bahasa yang menjadikan /l/ dan /r/ sebagai vokal. Frommer menyebutkan hal itu dengan istilah “pseudo vokal”.

Bahasa baru akan mudah dipelajari, jika Anda memiliki tindakan serius atas rencana baik Anda. Jangan mengkhawatirkan hal besar di depan, fokus dengan tujuan kecil Anda dan berbanggalah pada setiap pencapaiannya. Bagikan pengalaman dan pencapaian Anda ke para penggemar Avatar lainnya dan ajak mereka untuk menjadi bagian impian Anda, menjadi penduduk tetap Pandora. Tinggalkan komentar menarik untuk para pecinta Avatar lainnya. Dan temukan artikel menarik lainnya disini!

Salam Baca Brainy !