Orang Hakka merupakan sub kelompok etis yang menarik di Tionghoa. Sub kelompok ini dikenal dengan budayanya, masakan dan sejarah. Hakka memiliki kisah yang cukup menarik tentang migrasi, kesulitan dan pelestarian kuno. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas terkait asal usul bahasa, makanan dan pengaruh Tionghoa Hakka.
Siapa Orang Tionghoa Hakka?
Orang Hakka merupakan orang Tionghoa Han yang berbicara dengan bahasa Hakka. Dikenal sebagai “Orang Tamu”, Hakka bermigrasi dari wlayah Sungai Kuning ke Tiongkok selatan berabat-abat yang lalu. Meski mayoritas orang Hakka tinggal di Tiongkok tenggara, tapi orang Hakka juga menyebar di seluruh Asia dan Dunia.
Asal Usul Suku Hakka dan Awal migrasinya
Ciri khas dari suku Hakka adalah mereka berkembang pada masa Dinasti song (960-1279 M). Mereka bergerak ke selatan untuk mencari tanah yang subur, seiring bertambahnya populasi di Tiongkok utara, ini menyebabkan lahan semakin langkah. Namun setelah mereka tiba di selatan beberapa abad kemudian, tanah subur sudah mulai dihuni, jadi suku ini berpindah ke daerah terpencil di pegunungan dan tanah tandus.
Meski tanah meraka memberi perlindungan tapi hal itu mempersulit pertanian. Lingkungan yang tidak bersahabat inilah yang membuat mereka bersatu, mempertahankan pemukiman mereka dari penyerang.
Bahasa Hakka
Suku Hakka berbicara dalam bahasa Hakka atau di sebut juga bahasa china Hakka dan kejia. Bahasa ini berasal dari varian yang di gunakan di Henan selatan pada Dinasti song Utara. Bahasa hakka memiliki dialek berbeda-beda menurut lokasinya meski pada awal termasuk dalam kelompok dialeg lu. Namun setelah bermigrasi ke selatan, bahasa mereka mempertahankan ciri-ciri yang hilang dalam dialek Tiongkok lainnya. Bahkan UNESCO mengklarifikasi Hakka sebagai warisan budaya yang perlu di lindungi karena keunikannya.
Aspek Budaya dan Tradisi Hakka
Meski berasimilasi dengan budaya Han Tiongkok, suku Hakka tetap mempertahankan Tradisi budaya yang menyangkut Asal Usulnya, seperti:
- Arsitektur:
suka Hakka bersikap defensif terhadap pemukiman mereka. Mereka membangun desa terbentang yang di sebut “Tuloy” atau “Rumah Bundar”. Rumah ini berbentuk bulat, dinding tanah yang tebal dan ada jendela luar yang minim. Ini adalah bangunan komunal dan tertutup yang dapat menampung sekitar 800 penduduk.
- Agama:
Kebanyakan suka Hakka beragama Taoisme, Budha dan Konfusianisme itu karena mereka mengikuti sistem kepercayaan standar Tiongkok. Ada juga dari mereka yang beragama Kristen, dan mereka juga memasukkan tradisi mereka sendiri seperti pemujaan leluhur ke dalam agama.
- Seni dan kerajinan:
Suku Hakka memiliki seni seperti memotong kertas, menyulam dan mewarnai. Nilai ini mencerminkan asal-usul mereka sebagai petani, meski sederhana namun kerajinan mereka penuh warna, menggambarkan alam, sejarah dan semangat.
- Tatanan sosial:
Masyarakat Tradisional Hakka memilii sifat patriaki dan berpusat pada keluarga. Garis keturunan suku ini berasal dari ayah, generasi muda menunjukkan rasa hormat kepada yang lebih tua. Dan warisan suka ini berpindah dari ayah ke anak Laki-lakinya, sedangkan anak perempuan bergabung dengan keluarga suaminya setelah menikah.
- Festival:
Dalam Suku Hakka kalender Lunar menentukan hari baik Untuk Festival Hakka. Di momen ini lah mereka melakukan pertemuan keluarga untuk merayakan acara musiman, ulang tahun dewa, memberikan penghormatan kepada para leluhur dan memberkati generasi mendatang untuk meneruskan tradisi.
Masakan
Hidangan khas suku ini meliputi ayam panggang garam, tahu yang di awetkan dan pangsit nasi “poongji”. Masakan inilah yang mencerminkan akar petani tetapi berevolusi agar sesuai dengan bahan-bahan lokal. Masakan ini memiliki cita rasa yang kuat mewakli kesulitan yang dihadapi dalam sejarah Hakka.
Kontribusi dan Pengaruh Budaya Hakka
Meskipun didiskriminasi, Suku Hakka mampu mempangaruhi pembangunan regional melalui migrasi mereka. Mereka bertani di tanah yang bisa di bilang tidak ramah, mereka juga berperang melawan musuh di masa perang dan beremigrasi ke luar negri. Para imigran Hakka juga meletarikan tradisi mereka kemanapun mereka pergi, dengan pertukaran budaya ini mampu memperkaya keragaman etnis di rumah angkat mereka.
Warisan
Suka Hakka telah mempempengaruhi budaya di seluruh dunia. Sejarah mereka adalah salah satu kesulitan dan pelestarian yang memberi kekuatan pada indentitas mereka. Bahkan saat mereka berasimilasi mereka membawa bahasa, makanan, seni dan adat istiadat Hakka yang unik
Ini adalah bentuk pemeliharan tradisi leluhur yang tulus, kebanggan mereka terhadap budaya tetap penting, hingga saat ini melalui upaya pelestarian dan studi mereka tradisi ini bisa mendunia.
Layanan Jasa Penerjemah
Kami Brainy Translation selaku jasa penerjemah bahasa mandarin, siap membantu kalian dalam menerjemahkan dokumen-dokumen penting kalian, baik dari bahasa Mandarin tau ke Bahasa mandarin. Cek web kami untuk mendapatkan informasi selengkapnya.
Baca artikel menarik lainnya disini.
Salam baca, Brainy!