Fenomena penggunaan bahasa gaul di tengah-tengah generasi milenial memang tidak bisa terhindarkan. Di era industri 4.0 yang mengalami perkembangan pesat terhadap kemajuan teknologi ini, segala sesuatu berfokus pada digital. Hal ini membuat masyarakat semakin mudah untuk berinteraksi dan bertukar informasi sehingga penggunaan bahasa-bahasa baru kian bermunculan, termasuk dalam penggunaan bahasa gaul. Sosial media menjadi salah satu media utama yang memengaruhi pola pikir, perilaku, dan variasa bahasa yang ada karena tidak ada batasan dalam menggunakannya. Meskipun penggunaan bahasa gaul dan munculnya berbagai kata dan istilah baru menyebabkan generasi milenial sulit menerima bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi itu tidak sepenuhnya buruk. Tentu saja, penggunaan bahasa gaul di tengah-tengah masyarakat luas memiliki dampak negatif dan positif yang perlu kita ketahui. Bahkan, 30 kata gaul sudah resmi masuk dalam daftar “warga” baru pada KBBI.
Memahami Penggunaan Bahasa Gaul
Bahasa gaul merupakan bahasa yang sering digunakan oleh kalangan remaja atau komunitas tertentu sebagai sarana komunikasi antar sesamanya. Pada mulanya, bahasa gaul sering disebut bahasa sandi yang bertujuan untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya privasi agar orang lain tidak mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Berkembangnya Bahasa gaul sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya.
Bahasa gaul diciptakan oleh sekelompok remaja dalam kesehariannya. Bahasa gaul merupakan salah satu bentuk menyimpang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an.
Hartman dan Stork (1972) mengemukakan sebagai satu ujaran yang dicirikan dengan kosa-kata yang baru ditemukan dan cepat berubah, dipakai kawula muda atau kelompok-kelompok sosial dan profesional untuk berkomunikasi di dalam kelompoknya. Jadi, cenderung untuk tidak diketahui oleh pihak lain dalam masyarakat ujaran.
Tapi belakangan ini, bahasa gaul mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Bahasa gaul yang semestinya hanya sebagian bahasa yang digunakan oleh sebuah komunitas, namun sekarang telah beralih fungsi. Banyak bermunculan bahasa gaul yang digunakan dalam percakapan sehari-hari masyarakat luas. Lantas bagaimana pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia.
Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa gaul saat ini memanglah menjadi komunikasi verbal yang utama digunakan oleh remaja dalam kehidupan sehari-harinya. Beberapa contoh kata-kata dalam bahasa gaul seperti kata aku dan kamu menjadi gue/gua dan loe/elu. Kata astaga menjadi kata anjay atau anjir, kemudian kata norak atau udik diganti dengan kata kamseupay. Kata bapak/ibu menjadi bokap/nyokap, Kata tidak menjadi gak/enggak dan kata-kata lain yang sudah mengalami perubahan menjadi tidak baku seringkali kita dengar. Namun apakah ini berdampak negatif atau positif?
Dampak negatif penggunaan bahasa gaul diantaranya adalah;
- Eksistensi bahasa Indonesia terancam pudar.
- Mempersulit penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Menurunnya derajat bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia dianggap kuno.
- Mengganggu pemahaman bahasa bagi orang lain.
- Menjadi salah satu penyebab punahnya bahasa Indonesia.
Meskipun ada banyak dampak negatif dari penggunaan bahasa gaul, hal ini juga dapat memberikan pengaruh yang baik. Dampak positif dari penggunaan bahasa gaul misalnya remaja yang lebih kreatif dalam menyampaikan opininya serta menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi. Di masa globalisasi saat ini, banyak remaja yang menyampaikan opini menggunakan bahasa gaul sehingga mudah untuk dimengerti oleh setiap kalangan masyarakat. Dan juga, penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja ini lebih menimbulkan rasa akrab dengan teman sebayanya, karena komunikasi akan terasa lebih leluasa dan nyaman.
Kendati demikian berbahasa Indonesia yang baik dan benar itu penting. Sudah seharusnya bagi kita sebagai generasi milenial bangsa Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia memiliki peran sebagai bahasa kebanggaan nasional, identitas nasional dan alat pemersatu bangsa. Meskipun bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu, tapi tidak menutup kemungkinan kita banyak melakukan kesalahan. Maka dengan berbahasa yang benar, kita akan terbiasa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari. Dan ketahuilah, hal ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Baca artikel menarik lainnya disini.
Salam baca, Brainy!