Salah satu topik bahasa atau linguistik yang menarik untuk dibahas adalah terkait dialek dan bahasa. Belum terdapat garis yang jelas yang memperlihatkan bagaimana perbedaan atas keduanya. Seringkali saat mendengar seseorang berbicara menggunakan tuturan yang berbeda dengan apa yang biasa kita gunakan, kita bertanya-tanya tentang, “bahasa manakah yang ia gunakan?” Padahal jika dicermati ulang, mereka menggunakan bahasa yang sama, hanya saja beberapa kosakata yang digunakan sedikit berbeda. Apakah kasus demikian dapat dikatakan adalah bahasa yang berbeda atau sekadar dialek yang berbeda?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang abiter dan digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Atau dalam definisi lain:
- Bahasa adalah metode komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan, yang etrdiri dari penggunaan kata-kata secara terstruktur dan konvensional.
- Bahasa adalah sistem komunikasi yang digunakan oleh negara atau komunitas tertentu.
Dari definisi-definisi tersebut nampaknya sudah cukup jelas, tetapi belum cukup untuk mencerminkan kompleksitas tentang bagaimana kita berpikir akan bahasa. Pada batasan yang bagaimana bahasa menjadi dialek, dan sebaliknya?
Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakainya, misalnya bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu tertentu. Proses terbentuknya bahasa menjadi dialek dikarenakan pengaruh non bahasa terutama politik, kebudayaan, dan ekonomi yang akibatnya memunculkan berbagai ragam dialek dan aksen berbeda. Misalnya, bagaimana orang Papua memiliki dialek yang unik saat menggunakan bahasa Indonesia, yang berbeda dengan bagaimana cara orang Madura, Manado, atau daerah lain menggunakannya. Dari sini terlihat bahwa bahasa membentuk dialek melalui perbedaan tempat (dialek regional). Tidak hanya itu, dialek bahasa juga disebabkan oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan, atau faktor sosial lainnya. Terdapat dialek sosial, seperti dialek wanita, dialek kaum sosialita, ada juga dialek temporal, seperti dialek Melayu Kuno dan Melayu Klasik, atau dialek tinggi yang berkaitan dengan varaisi sosial atau regional suatu bahasa yang diterima sebagai strandar bahasa dna dianggap lebih tinggi dibanding dialek lainnya.
Sementara dialek membentuk bahasa yang dalam perkembangannya, dialek merupakan suatu bahasa daerah yang kemudian layak di pergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan. Namun karena pengaruh faktor politik, kebudayaan, dan ekonomi menyebabkan beberapa dialek menjdi sederajat dan bisa diterima sebagai bahasa baku. Selain beberapa faktor tersebut, munculnya bahasa baku juga dipicu oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah, untuk berhubungan satu sama lain.
Baca artikel khusus kami tentang: ragam bahasa yang ekstrim di Papua Nugini
, konsep antara bahasa, dialek, aksen dapat dibedakan dengan berdasar pada hasil perhitungan dialektometri. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa sebuah tuturan ditetapkan sebagai bahasa tertentu apabila memiliki perbedaan dengan tuturan lain hingga di atas 70%. Namun, tentunya perhitungan tersebut akan menjadi sulit bagi masyarakat yang tidak mengetahui dialektometri tersebut. Secara sederhana, mengetahui apakah kedua bahasa berbeda dari segi bahasa atau dialek berbeda, dapat dilihat dari bagaimana kita dapat mengenali dan memahami tuturan tersebut atau tidak. Jika dalam kasusnya, kita dapat mudah memahami tuturan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tuturan tersebut berasal dari satu bahasa dengan bahasa yang kita gunakan. Bisa jadi perbedaannya hanya terletak pada dialek. Dan sebaliknya, jika kita sulit memahami tuturan tersebut, maka tuturan tersebut berasal dari bahasa yang berbeda. Namun, jika kita masih ragu menyimpulkannya, akan lebih baik jika kita mengkategorikannya sebagai isolek, istilah yang digunakan untuk menyebut secara netral sebuah tuturan yang masih belum kita ketahui status kebahasaannya.
Mempelajari lebih lanjut tentang bahasa dan linguistik akan memperlihatkan kita ke pengetahuan yang tidak akan ada habisnya, berkembang pun berubah. Baik dari ragam bahasa, variasi bahasa, penggunaan bahasa, hingga manfaat bahasa itu sendiri. Bahasa adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia, bergerak dan berkembang mengikuti apa yang terjadi pada manusia. Banyak variabel eksternal maupun internal yang memengaruhinya.
Kenali bahasa, maka Anda akan mengenal dunia!
Baca artikel menarik lainnya disini.
Salam baca, Brainy!