Mungkin untuk sebagian besar orang akan takjub mengetahui bahwa di satu negara memiliki lebih dari 800 bahasa, ya itulah Papua Nugini. Papua Nugini terkenal sebagai salah satu negara (atau nomor satunya) yang memliki jumlah bahasa asli paling banyak di dunia. Diperkirakan lebib dari 800 bahasa asli yang tumbuh diantara 7,6 juta orang yang merupakan 12% dari jumlah total global.
Sejarahnya, sekitar awal tahun 1900-an, Papua Nugini terbagi menjadi tiga wilayah, yakni wilayah jajahan Belanda yang kini masuk wilayah Indonesia, kemudian terdapat wilayah jajahan Jerman dan Inggris yang kini dikenal sebagai Papua Nugini. Ada banyak alasan mengapa Papua Nugini tercatat sebagai negara yang memiliki banyak bahasa di dunia, satu diantaranya adalah kondisi geografis. Papua Nugini terdiri dari hamparan pegunungan, hutan, lembah, dan sungai yang tentunya keberagaman medan tersebut menyebabkan kelompok sosial sulit untuk berinteraksi satu sama lain. Itulah mengapa akhirnya penduduk asli hidup terpisah dan menyebar, membentuk bahasa yang berbeda dari waktu ke waktu.
Masyarakat Papua Nugini yang hidup berkelompok mengakibatkan banyak bahasa lahir di negara tersebut. Bahkan diterangkan bahwa satu suku dengan suku yang lain tidak saling berhubungan, maka jelas bahasa setempat mengalami modifikasi cukup besar. Sebuah studi juga menambahkan, bahkan di ibu kota Papua Nugini, Port Moresby, terdapat beberapa bahasa dengan dialek yang berbeda-beda pula. Atau singkatnya, karena orang Papua Nugini hidup dalam bersuku-suku bukan sebagai negara kesatuan, hal itu memainkan peran besar dalam ragam daftar bahasa yang ada di Papua Nugini.
Dan menariknya, sebagian besar penduduk Papua Nugini berasal dari imigran Afrika yang datang sekitar 40 hingga 45 ribu tahun yang lalu dengan hidup berpindah-pindah layaknya suku pedalaman di wilayah Papua. Alhasil mereka tidak kekurangan waktu dalam merubah, mengurangi, atau memperbaharui bahasa yang ada. Mungkin sebagian orang merasa aneh mengapa bisa satu negara memiliki ragam bahasa luar biasa, tetapi jika mengingat wilayah Papua Nugini yang telah berpenghuni lebih dari dua kali lipat dari lahirnya Amerika Selatan, maka hal itu tidak begitu mengejutkan. Dapat Anda bayangkan, Amerika Selatan yang juga termasuk negara yang memiliki ragam bahasa terbanyak di dunia dengan sekitar 350 bahasa yang digunakan (setengah dari jumlah bahasa di Papua Nugini) memiliki waktu setengah dari perjalanan Papua Nugini. Jika Amerika Selatan juga mendapat waktu yang sama 40.000 tahun yang lalu, maka tentu mereka dapat mengembangkan bahasa sebanyak Papua Nugini.
Alasan geografis, kehidupan berpindah-pindah, gaya hidup berkelompok dan sejarah yang panjang adalah beberapa faktor mengapa Papua Nugini memiliki keberagaman bahasa yang ekstrim dibanding negara lain di dunia. Namun sama halnya dengan negara lain, Papua Nugini memiliki bahasa ibu yang lebih populer dibanding ragam bahasa lain. Yang pertama adalah bahasa Enga dengan jumlah penutur sekitar 165.000 penutur, kemudian bahasa Melpa dengan jumlah 130.000 penutur dan bahasa Huli yang memiliki penutur asli sekitar 70.000 penutur. Lantas bagaimana dengan jumlah penduduk yang lain? Apa bahasa yang mereka gunakan? Ketahuilah, Papua Nugini juga memiliki beberapa bahasa resmi yang digunakan. Sekitar kurang lebih 4 juta penduduk Papua Nugini menggunakan bahasa resmi Tsok Pisin atau Pidgin. Bahasa Pidgin berbasis bahasa Inggris dengan campuran kata-kata dari Portugis, Prancis, dan Jerman. Selain itu, bahasa Inggris juga merupakan bahasa resmi yang banyak digunakan oleh penduduk Papua Nugini untuk saling berkomunikasi dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Seiring berjalannya waktu, komunitas-komunitas kecil Papua Nugini saling bersatu, bahasa minoritas kian punah dan jarang digunakan, bahasa Papua Nugini kian mudah dikenali. Tetapi terlepas dari itu, setiap bahasa membawa latar belakang budaya berbeda dan peradabannya masing-masing yang seharusnya dapat terus kita jaga dan lestarikan.
Kenali bahasa, kenali dunia.
Baca artikel menarik lainnya disini.
Salam baca, Brainy!