Tēriņtš! [Halo dalam bahasa Livonia]

Livonia merupakan etnis asli yang tinggal di daerah Latvia sebelah utara dan Estonia barat daya. Suku minoritas ini adalah penutur asli bahasa Livonia yang tengah diambang kepunahan.  

Berbeda dengan bahasa Latvia, yang merupakan bahasa Indo-Eropa dari kelompok Baltik, Livonia termasuk dalam kelompok bahasa Finno-Ugric, yang sebagian besar digunakan oleh etnis minoritas di Rusia modern.

Masa Pelik yang dialami Masyarakat Livonia

Sejarah mencatat, bahasa Finno-Ugric ini berkembang pesat di pantai barat terpencil Latvia dengan 30.000 orang penutur asli bahasa tersebut di abad pertengahan. Namun sayangnya, populasi Livonia saat ini diperkirakan hanya sekitar 200 orang yang menjadikannya sebagai etnis minoritas terkecil di Eropa.

Warga Livonia dengan hati-hati melestarikan warisan mereka. Namun, hal itu menjadi berbeda, ketika Livonia berpindah dari tangan Jerman ke tangan Rusia; dan akhirnya, pada awal abad ke-20, menjadi bagian dari republik Latvia yang merdeka. Hingga pada masa perang dan dekade berikutnya, pendudukan Soviet membawa penindasan, eksekusi, dan deportasi, yang keras bagi orang Latvia dan Livonia. Pada saat itu, bagi Joseph Stalin; siapa pun yang memiliki rasa identitas nasional yang kuat adalah ancaman. Para orang tua terlalu takut akan hukuman dari Soviet jika berbicara dengan anak-anak mereka menggunakan bahasa Livonia. Orang Livonia yang bertahan hingga hari ini adalah bukti kekejaman dan ujian berat yang dialami masyarakat Livonia ketika Soviet menyerbu negara-negara Baltik saat Nazi mundur sekitar tahun 1944. Pada saat Latvia memperoleh kembali kemerdekaannya pada 1991, komunitas Livonia terpecah-pecah, dan perkawinan campuran yang ekstensif dengan orang-orang Latvia telah membuat penggunaan bahasa tersebut berkurang. Keterbatasan warga Livonia menggunakan bahasa ibu mereka yang mendorong bahasa Livonia berada di ujung kepunahannya.

Perkembangan Bahasa Livonia

Viktor Berthold, yang mungkin merupakan penutur bahasa Livonia terakhir dari generasi yang mempelajari bahasa Livonia sebagai bahasa pertama dalam keluarga dan komunitas berbahasa Livonia, meninggal pada 28 Februari 2009. Dia adalah bagian dari generasi terakhir yang tumbuh dengan bahasa Livonia sebagai bahasa ibu dan generasi berikutnya dibesarkan dengan bahasa Latvia.

Anggota keluarga terakhir Berthold yang berbahasa Livonia adalah saudara laki-lakinya dan istrinya yang juga telah meninggal pada 1990-an. Pada awal 2000-an, banyak “orang Livonia terakhir” terkemuka lainnya juga meninggal. Dan kabar terkahir, Grizelda Kristiņa yang merupakan penutur asli bahasa Livonia terakhir, meninggal pada tahun 2013, meninggalkan hanya segelintir orang Livonia yang dapat berkomunikasi dalam bahasa tersebut.

Kabar baiknya, minat terhadap budaya Livonia telah bangkit kembali dalam beberapa tahun terakhir. Semangat ini dibantu oleh pembuatan program dan kursus bahasa yang didanai oleh negara bagian Latvia dan berbagai LSM asing. Menyadari bahwa waktu semakin singkat, banyak orang Livonia yang terhubung kembali dengan warisan linguistik mereka dalam upaya untuk mencegahnya bahasa indah Livonia ini hilang selamanya. Musik menjadi cara penting untuk terhubung ke warisan leluhur. Beberapa grup folk dan ansambel vokal menampilkan lagu-lagu lama untuk merayakan cara hidup tradisional Livonia. Kelangsungan hidup bahasa Livonia sekarang tergantung pada generasi muda Livonia yang dalam kasus terbaik mungkin sudah belajar sedikit banyak bahasa Livonia di masa kanak-kanak mereka dengan kakek-nenek atau buyut dari generasi sebelum perang. Jumlah mereka tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan, ada beberapa ratus etnis Livonia di Latvia sekarang yang tertarik dengan akar Livonia mereka. Generasi muda Livonia tidak hanya menyanyikan lagu-lagu daerah dalam bahasa Livonia tetapi bahkan berusaha secara aktif menggunakan bahasa Livonia dalam komunikasi sehari-hari.

Baca artikel menarik lainnya disini.

Salam baca, Brainy!

Disadur dari artikel BBC.

WhatsApp Order, Hub Kami 081359358604 (24 Hour)