Belum selesai dengan mengidentifikasi dan mengenali seluruh bahasa yang ada di dunia, pernahkah terlintas mengapa semua orang di dunia tidak menggunakan bahasa yang sama? Apa akar dari keberagaman bahasa ini? Bagaimana bahasa menyebar? Dan apa yang akan terjadi jika satu dunia satu bahasa? Sedikit banyak, Anda akan mengetahui setelahnya.
Kisah Lama Bahasa dan Perkembangannya
Menilik kisah lama, dalam sebuah Alkitab diceritakan bahwa manusia awalnya berbicara dalam satu bahasa. Hingga pada suatu ketika, manusia berusaha membangun suatu Menara yang sangat tinggi (Menara Babel) untuk menuju surga. Hal itu menyebabkan Tuhan marah dan membuat manusia berbicara dalam bahasa yang berbeda dan disebar ke seluruh penjuru bumi.
Kisah lainnya bercerita tentang seorang koyote, sejenis anjing hutan asal Amerika Utara yang menciptakan manusia. Kisah ini dipercayai oleh masyarakat adat Absaroka di Amerika Serikat. Dikisahkan sebelumnya manusia juga berbicara dalam satu bahasa. Namun, karena pernyataan koyote muda ke koyote tua yang meyakinkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berperang, koyote tua akhirnya membuat manusia berbicara dengan bahasa yang berbeda. Hal itu dimaksudkan untuk melihat bagaimana manusia menunjukkan keterampilan berperangnya.
Atau kisah lainnya yang dipercayai masyarakat adat Jawoyn di Wilayah Utara Australia, yang menceritakan kisah buaya Nabilil yang menanamkan bahasa ke dalam tanah. Bahasa itu kemudian tumbuh dan memberikan nama kepada fitur-fitur di daratan, sembari ia mengembara.
Mungkin terdengar aneh, tapi beberapa kisah lama di atas jika ditelaah lebih dalam ada sedikit kebenaran tentang bagaimana bahasa ini bermula dan akhirnya berkembang. Diambil dari kisah Menara Babel, manusia akhirnya mengembara ke tempat berbeda-beda. Dan dari proses mengembara, waktu dan jarak mengakibatkan bahasa mengalami perubahan. Bermula dari satu bahasa, kemudian berkembang ke bahasa lainnya. Contohnya, ketika penutur bahasa Latin berpisah dan menyebar di Eropa, mulailah berkembang menjadi bahasa Prancis, Spanyol, Italia, Portugis. Bahasa Latin tidaklah mati, tapi berakar menjadi bahasa lainnya. Jika dilihat dari kisah koyote, bahasa adalah identitas. Peperangan dapat terjadi karena orang-orang yang berbeda bahasa akan berusaha mempertahankan identitasnya. Contohnya, masyarakat desa sebelah Papua Nugini yang sama-sama menggunakan bahasa Selepet. Namun, untuk membentuk identitas warga desa, mereka merubah kata “tidak” yang biasanya disebutkan dengan “bia” menjadi “bunge”. Sedang dari kisah buaya Nabilil, perkembangan suatu bahasa berkaitan erat dengan lingkungan tempat bahasa itu dituturkan dan bagaimana muncul label baru untuk istilah-istilah sesuai kondisinya. Misalnya saja, di usia 800 tahun, bahasa Inggris memasuki Australia. Beberapa istilah di Australia yang awalnya tidak ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris, akhirnya mengadopsi dari bahasa daerah setempat untuk di modifikasi membentuk kata bahasa Inggris yang baru.
Lantas apa sebenarnya yang mempengaruhi banyaknya bahasa di dunia?
- Bahasa Berkembang di Lebih dari Satu Lokasi
- Peperangan
- Faktor Geografis
- Adaptasi Akustik
- Isolasi budaya
- Perjalanan waktu
- Perkembangan zaman, dst.
Cukupkah Satu Dunia Satu Bahasa?
Perkembangan bahasa dan seluruh perubahannya adalah topik yang menarik bagi para linguis untuk terus diteliti. Peneliti menyebutkan bahwa bahasa yang digunakan saat ini tidak sejatinya murni, hanya merupakan hasil modifikasi dari bahasa terdahulunya. Lantas, mungkinkah dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terus signifikan ini dapat menyeret masyarakat untuk menggunakan bahasa global sebagai upaya untuk bertahan di era globalisasi saat ini?
Baca artikel khusus kami tentang bahasa minoritas tanggung jawab siapa?
Bahasa global digunakan sebagai pegangan untuk masa depan, sedang seperti yang kita tahu bahwa bahasa ibu erat kaitannya dengan budaya, keluarga, dan identitas. Jika bahasa yang sama ditujukan untuk mendamaikan dunia atau menghindari konflik, maka perlu meninjau kembali contoh sederhana yang terjadi di negara seperti utara dan selatan Vietnam pun beberapa daerah di Somalia yang menggunakan bahasa yang sama tapi juga seringkali terpicu oleh konflik diantaranya. Bukankah dengan bahasa yang berbeda dan mempertahankan bahasa ibu, memungkinkan kita untuk menjaga dan memperkaya budaya, berkomunikasi dengan masyarakat yang berbeda pola pikir, dan menemukan keistimewan serta keunikannya masing-masing. Jika diharuskan menggunakan bahasa yang sama, lantas bahasa apa yang netral dan dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahasa Inggris kah? Meski digunakan sebagai bahasa resmi di lebih dari 100 negara, nyatanya bahasa Mandarin yang digunakan hanya di 16-17 negara menjadi bahasa yang paling banyak digunakan di dunia melebih bahasa Inggris.
Setelah apa yang Anda ketahui, berinvestasi akan bahasa bukan suatu hal yang sia-sia. Perdalam kemampuan bahasa asing atau bahasa kedua Anda dan perkuat bahasa ibu Anda.
Kenali bahasa, kenali dunia.
Baca artikel menarik lainnya disini.
Salam Brainy!