Sebagaimana kita menggunakan bahasa, bahasa hadir hampir di seluruh bagian kehidupan kita sehari-hari. Roda kehidupan masyarakat berputar karena adanya interaksi yang berlangsung satu sama lain. Dan sedikit banyak, interaksi itu timbul berkat bahasa.
Berbicara lebih dalam tentang bahasa, mari kita melihat sudut pandang lain akan fungsi bahasa itu sendiri dalam ranah hukum. Pernahkah Anda menyadari, satu hal sangat sederhana yang selalu kita gunakan; bahasa, nyatanya dapat membantu proses penegakkan hukum dan bahkan dapat menjadi saksi kunci proses pengadilan seseorang? Karena begitu dekatnya bahasa dengan kita, sulit rasanya memahami dengan bijak betapa besarnya pengaruh bahasa atas berlangsungnya kehidupan di sekitar kita.
Jika Anda mengikuti perkembangan berita kriminal harian, Anda akan sering menjumpai seorang ahli bahasa atau mungkin psikolog yang diminta untuk memberikan keterangan ahli berdasar pada kasus yang sedang diproses. Dan disinilah peran bahasa yang menembus hukum melalui linguistik forensik.
Faktanya, ilmu ini mulai dikenal dari penggunaan istilah pada buku milik Prof. Jan Svartvik tahun 1968 yang berjudul “The Evans Statement: A Case for Forensic Linguistik” yang kemudian mulai tersebar ke beberapa negara lainnya pun termasuk Indonesia. Di negara kita, ilmu ini mulai digunakan semenjak tahun 1980 dan sekitar tahun 1990 ilmu linguistik forensik sudah menempati posisinya yang cukup mutlak.
Linguistik forensik (LF) merupakan salah satu dari banyaknya cabang ilmu linguistik lainnya. Ilmu ini masuk dalam kategori linguistik intradisipliner dan bentuk persinggungan dari ilmu linguistik dan ilmu forensik. Secara definisi, linguistik forensik adalah cabang dari ilmu linguistik yang menganalisis dan meneliti tentang kebahasaan yang digunakan sebagai alat bantu pembuktian di peradilan dan badan hukum. Mengingat bahwa sebuah tindak kejahatan tidak hanya meninggalkan bukti non-verbal semacam senjata, sidik jari, atau lain-lain, nyatanya beberapa bukti verbal yakni bahasa juga ditinggalkan dan dapat dijadikan bahan bukti dalam persidangan sehingga menjadi suatu kajian ilmiah. Hasil kajian ilmiah atas bahasa dalam penegakan hukum inilah yang dimaksud sebagai linguistik forensik.
Lantas, apa yang mereka cari dalam proses tersebut?
Membaca yang tidak tertuliskan (tersirat)
Linguistik merupakan studi ilmiah tentang bahasa. Dengan demikian, ahli bahasa ditempatkan secara unik untuk memberikan pendapat ahli tentang bagaimana bahasa itu digunakan. Beberapa poin yang dikaji oleh ahli bahasa, diantaranya:
- Struktur bahasa yang digunakan dapat menampilkan penulisan yang dilakukan oleh orang berbeda.
- Semantik yakni cara bagaimana penulis dan pembaca dapat membentuk makna khusus untuk memahami sebuah teks.
- Fonetik dan fonologi yang mengacu pada tipekal suara yang dihasilkan. Untuk tahap ini, ahli bahasa akan mencoba mengkaji dari suara vokal atau audio.
- Sosiolinguistik yang memperlihatkan bagaimana keberagaman bahasa yang beredar di kelompok social. Ahli bahasa akan mengenali bagaimana pola bahasa yang digunakan untuk dua karakteristik bahasa yang digunakan.
Kesalahpahaman
Masalah besar yang harus dihadapi oleh linguistik forensic berkaitan erat dengan bahasa tentunya. Poin terpenting dalam tahapan ini adalah menentukan “ahli bahasa”. Tidak cukup rasanya mengkategorikan seseorang menjadi ahli bahasa hanya sekadar dari kemampuannya membaca, berbicara, pun menulis dalam bahasa asing. Ahli bahasa mencakup lebih luas dari itu. Maka, penerjemah yang tepat harus ditentukan dengan cermat untuk membantu proses ini.
harus dihentikan atau mendapati salah terdakwa hanya karena hambatan bahasa yang dihadapi oleh penyidik dan tersangka. Itu mengapa, linguistik forensic dibutuhkan untuk membantu proses penegakan hukum dari sudut yang berbeda.
Jejak Kejahatan Pesan Digital
Di era modern saat ini, dimana masyarakat telah didukung oleh berbagai teknologi yang begitu canggih untuk membantu dan meningkatkan aktifitas sehari-hari, kejahatan telah menyentuh sektor tersebut.
Mengidentifikasi dengan tepat individu yang memposting pesan yang mengancam, memfitnah, atau palsu secara online adalah yang terpenting bagi penyidik karena dapat membantu melindungi mereka yang menjadi target kejahatan.
Untuk kasus ini, ahli linguistic forensic berfokus pada atribut kepenulisan yang digabungkan. Berkaitan dengan gaya bahasa, fitur tekstual khusus, dan struktur tata bahasa yang digunakan setiap orang dapat dianalisis memiliki perbedaan tersendiri dengan penulis lainnya. Meskipun itu bukan berarti setiap orang memiliki semacam “sidik teks” khusus dengan polanya masing-masing, namun ahli bahasa akan menemukan celahnya untuk setiap gaya penulisan yang digunakan.
Sekali lagi, bahasa berhasil membuat kita takjub melihat bagaimana perannya yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari pun untuk kasus yang lebih berat seperti ranah hukum. Bahasa akan mengantarkan kita melihat dunia dari banyak pintu yang berbeda. Kenali bahasa dan Anda akan mengenal dunia.
Baca artikel menarik lainnya disini.
Salam Baca Brainy!